Pengikut

Sabtu, 23 Oktober 2010

tanaman jeruk siam

2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour var.microcarpa Hassk)
Tanaman jeruk banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Jeruk siam digemari karena, kombinasi rasa asam dan manis pada buahnya. Untuk menghasilkan buah yang bagus diperlukan perawatan yang intensif pada tanaman. Selain itu pemilihan bibit juga berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh.
Pohon jeruk yang tumbuh subur memiliki akar, batang, dahan, daun, dan bunga yang sehat. Agar keadaan yang baik ini dapat dipertahankan, maka petani perlu memperhatikan dan mendalami bagian-bagian tanaman jeruk untuk dapat melakukan pemeliharaan dengan baik. Berikut ini akan dipaparkan tentang morfologi akar, batang, daun, bunga, dan buah jeruk siam serta klasifikasi tanaman jeruk siam.

2.1.1 Morfologi Tanaman Jeruk Siam

1) Akar
Akar tanaman jeruk merupakan jenis akar tunggang. Ujung-ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa tumbuh dan merupakan titik tumbuh dari akar tanaman jeruk. Ujung akar terlindung oleh tudung akar (calyptra) yang bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar mudah menembus tanah. Bagian luar ujung akar ini mudah rusak (aus). Tetapi didalamnya selalu ditumbuhi sel-sel baru lagi. Tepat dibawah kulit luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat yang disebut dengan empulur. Epidermis terdiri dari susunan sel-sel tipis diatara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab sel tersebut saling berhimpit. Dekat ujung akar terdapat sel-sel epidermis yang berbentuk pipa panjang keluar. Sel-sel ini kemudian menjadi bulu akar yang menembus kedalam tanah. Bulu-bulu akar ini menghisap air dan garam-garam mineral yang terdapat didalam tanah. Dinding yang melintang didalam pusat, terdapat bahan berbentuk gabus yang dapat menghambat laju transportasi air. Oleh karena itu air masuk melalui protoplas dan mengatur jalannya air yang biasanya pada bagian-bagian dari akar dikotil yang tua (AAK, 2006). Gambar akar jeruk siam dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2) Batang
Batang pada tanaman jeruk memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Pada jeruk siam ketinggian tanaman dapat mencapai 2,5-3 m. Pohon tersebut biasanya berasal dari cangkokan dan okulasi. Untuk pohon yang berasal dari okulasi, tingginya ditentukan oleh penggunaan batang bawahnya. Pohon jeruk siam yang menggunakan batang bawah jeruk sirtun (Japanese citroen) biasanya memiliki tinggi sekitar 272,5 cm, lingkaran batang 16,8 cm, dan lebar tajuk sekitar 197,5/207,5 cm (dua arah) (PS, 1995). Tanaman jeruk memiliki warna yang berbed-beda, seperti pada jeruk siam batang berwarna hijau sampai hijau tua disesuaikan dengan umur tanaman. Semua jenis tanaman jeruk batangnya selalu banyak ditumbuhi oleh mata tunas. Jika terjadi pertumbuhan maka tunas-tunas ini akan menjadi bakal cabang yang baru. Biasanya setiap mata tunas terdapat bintil-bintil calon bakal daun. Tunas baru ini yang biasanya sering dimanfaatkan para petani sebagai mata tempel pada okulasi.
3) Daun
Daun tanaman jeruk pada umumnya berwarna hijau tua. Tulang daun menyirip berselang-seling dan tepian daun bergerigi. Pada jeruk siam daunya berwarna hijau tua mengkilat pada permukaan atas dan berwarna hijau muda pada permukaan bagian bawah tangkai, daun bersayap, dan pendek kecil, bentuk oval dengan panjang 6-8 cm, lebar lebih kurang 4 cm, dan tangkai daun 1-1,5 cm. Warna mengkilat pada daun jeruk karena terdapat lapisan lilin dan mengadung sedikit pektin yang menyebabkan daun menjadi licin (Soelarso, 2007).
4) Bunga
Tanaman jeruk siam biasanya mulai berbunga sekitar bulan September sampai Nopember. Bunga jeruk berbentuk majemuk dalam satu tangkai, tandan atau malai kebanyakan bertangkai dua, kelopak bunga berjumlah 4-5, ada yang menyatu dan ada yang tidak. Mahkota bunga terpisah dengan jumlah 4-5. Tonjolan dasar bunga bergerigi dan berlekuk didalam benang sari. Pada tanaman jeruk siam bunga berwarna putih dan bunga keluar dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda; berbau harum, dan banyak mengandung nektar (Soelarso, 2007).
5) Buah
Buah jeruk tergolong buah sejati, tunggal, dan berdaging. Bentuk buah ada yang bulat, oval, dan lonjong sedikit memanjang. Pada jeruk siam memiliki buah dengan ciri khas: kulit buah tipis (sekitar 2 mm), permukaan halus, licin, mengkilap, dan menempel lekat pada daging buah (PS, 1995). Bakal buah menumpang, berbentuk bulat atau elips. Tangkai buah pendek dengan panjang sekitar 3 cm dan berdiameter 2,6 mm. Lapisan kulit luar kaku dengan bau menyengat dan pada dinding buah mengandung minyak atsiri. Dinding kulit buah banyak mengandung pori-pori, terdapat kelenjar yang mengandung pektin. Kandungan pektin terbanyak terdapat pada lapisan kulit jeruk paling dalam yang bersifat seperti spons, terdiri atas jaringan bunga karang yang biasa berwarna putih disebut albedo. Pada lapisan luar juga terdapat flavedo yang dimanfaatkan untuk diambil pektinnya (AAK, 2006).
2.1.2 Klasifikasi Tanaman Jeruk Siam
Ditinjau dari segi taksonominya yang mengacu pada Cronquist (1981) tanaman jeruk siam (Citrus nobilis Lour var.microcarpa Hassk) termasuk dalam:
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Clasis : Magnoliopsida
Sub Clasis : Diileniidae
Ordo : Sapindales
Famillia : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus nobilis
Varietas : Citrus nobilis Lour var.microcarpa Hassk
Tanaman jeruk banyak menjadi pilihan bagi masyarakat karena memiliki beberapa manfaat yang sangat penting bagi kesehatan tubuh dan berbagai olahan makanan. Adapun beberapa manfaat dari buah jeruk antara lain sebagai berikut (Anonim, 2002).
a) Manfaat buah jeruk dipakai sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi.
b) Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.

2.2 Pembibitan Tanaman Jeruk

2.2.1 Persyaratan Bibit
Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit (Suelarso, 2007).

2.2.2 Penyiapan Bibit
Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk, cangkok, stek, dan okulasi, sedangkan secara generatif melalui penyemaian bibit.

2.2.3 Teknik Penyemaian Bibit

1) Cara generatif
Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan dengan jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum dilakukan penanaman, tambahkan pupuk kandang satu kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah penanaman selesai, persemaian diberi atap. Bibit dipindah tanam ke dalam polybag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polybag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1) (Anonim, 2002).

2) Cara vegetatif
Metode yang umum dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange (Anonim. 2007).

2.3 Tinjauan tentang Okulasi Tanaman Jeruk
Untuk memperoleh bibit jeruk yang berkualitas dan daya tahan terhadap gangguan lingkungan yang tidak menguntungkan maka diperlukan cara perbanyakan tanaman yang tepat. Salah satu perbanyakan tanaman secara vegetatif yang biasa dilakukan pada tanaman jeruk melalui okulasi. Okulasi berasal dari kata oculatie (Belanda) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah budding. Oculus artinya mata, sedangkan bud artinya tunas, yang dalam bahasa Indonesia disebut mata tunas (Wudianto, 2003). Menurut Saptarini, dkk (2009) okulasi merupakan perbanyakan tanaman yang menggabungkan antara dua tanaman yaitu batang bawah berasal dari bibit generatif yang diperoleh dari menyemai biji dan batang atas menggunakan mata tunas. Mata tunas dipilih dari pohon induk yang telah terbukti menghasilkan sifat buah unggul. Salah satu contoh tanaman yang bisa di perbanyak melalui okulasi adalah jeruk.
Waktu yang paling baik untuk melakukan okulasi adalah pada saat kulit batang bawah dan batang atas mudah dikelupas dari kayunya. Pada saat ini terjadi pembelahan sel dalam kambium secara aktif. Pada saat curah hujan tinggi atau pengairan yang cukup pada umumnya tanaman mudah dilepas kulit kayunya (Wudianto, 2003). Namun ada pula tanaman yang dapat di okulasi pada musim kemarau seperti pada tanaman mangga. Apabila mangga diokulasi pada musim hujan akan mengakibatkan busuknya mata tunas tempel sehingga okulasi tidak mau tumbuh. Jika hujan turun diharapkan untuk tidak melakukan okulasi, karena air hujan akan masuk kedalam tempelan sehingga akan menyebabkan tunas busuk dan dapat menurunkan jumlah tunas okulasi yang berhasil tumbuh. Dalam melakukan okulasi ada dua komponen penting yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut.

2.3.1 Batang bawah
Penyediaan batang bawah biasanya diperoleh dengan cara menyemaikan biji atau benih dari buah-buahan yang mempunyai perakaran kuat. Pada tanaman jeruk yang umumnya digunakan sebagai batang bawah adalah jeruk sitrun (Japanese citroen). Penggunaan jeruk ini sebagai batang bawah karena, memiliki akar yang kuat dan mampu menempus lapisan tanah yang lebih dalam dibandingkan dengan tanaman jeruk lainya (AAK, 2006).
Berdasarkan hasil wawancara pembenihan batang bawah dengan biji dilakukan dengan memilih buah yang bagus bebas dari serangan hama dan penyakit. Selanjutnya buah tersebut diekstraksi untuk dikeluarkan bijinya dan dibilas beberapa kali. Untuk menghilangkan lendirnya dapat dilakukan dengan memberikan abu gosok, kemudian dibilas dengan air dan dijemur dibawah sinar matahari. Jika cuaca cerah penjemuran dapat dilakukan 3-4 hari. Setelah itu biji siap disemaikan di bedengan. Pada saat tanaman berumur 3-5 bulan siap dipindahkan ke polibag atau bedengan yang baru dengan jarak yang disesuakan dengan tinggi tanaman. Tujuan dari pemindahan ini adalah persiapan dalam penyiapan batang bawah okulasi. Jika batang tanaman berumur 6-7 bulan dan kondisinya bagus maka tanaman sudah siap diokulasi (PS.1995).

2.3.2 Batang atas (entres)
Batang atas yang disiapkan untuk diambil mata tunasnya harus dalam keadaan sehat tanpa adanya serangan hama dan penyakit. Bentuk mata tempel yang baik adalah bulat dan besar-besar. Mata tempel yang seperti itu dapat diperoleh dari tanaman yang sudah berumur 2-3 tahun. Tanda cabang yang siap untuk memenuhi syarat sebagai mata tempel adalah berwarna hijau kelabu atau kecaklatan. Pemotongan cabang dilakukan pada pagi hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan pada batang atas yang akan dijadikan sebagai mata tempel. Panjang dari potongan cabang sekitar 20 cm yang diukur dari bagian atas cabang dan terdapat 7-10 mata tunas (Rismunandar, 1993). Daun yang ada pada batang dihilangkan dengan tujuan mencegah terjadi penguapan dan layu pada batang. Pada saat pelaksanaan okulasi, mata tempel yang digunakan mulai dari mata ke tiga pada pangkal batang, karena mata tunas yang ketiga dari bawah disumsikan terlalu tua sehigga pertumbuhan dan perkembangannya menjadi lambat. Jika tempat okulasi dangan pengambilan mata tempel terlalu jauh, maka batang atas dapat disimpan dengan menggunakan pelepah pisang kemudian diikat secara rapat. Pelepah pisang sudah umum digunakan oleh para petani untuk membungkus batang bawah pada okulasi jeruk. Dari hasil wawancara dengan petani bibit jeruk siam penyimpanan mata tunas dengan pelepah pisang digunakan sampai dengan 5 hari.

Minggu, 19 September 2010

Bendera Berkibar Ku Berdiri Tegak dengan Dua Mata Sepatu

Pagi yang cerah di hari minggu membuat KOMBLET bangun siang. Rutinitas yang biasanya dilakukan di sekolah menjadi mimpi enak sambil memeluk si guling yang setia menemaninya tidur. Kegiatan bangun pagi jam 6.00 hanya ada difikiran “itu besok”. Dari kamar sebelah terdengar suara IBU JOKLE memanggil dengan suara keras nan lembut yang mengharapkan KOMBLET bisa bangun pagi. Tapi panggilan ibunya hanya menjadi suara-suara yang membuat dirinya menjadi tambah nyenyak tidur. Beberapa saat KOMBLET bertingkah aneh dikamar tidurnya sambil merapa-raba guling dan tersenyum dengan mata tutup terpejam. Bibirnya kadang-kadang menyentuh guling yang dia peluk, disentuh dengan moncongnya bibir yang basah dan mengeluarkan air kental. Air yang keluar tersebut jika sudah terlihat agak keluar ternyata secara tidah sengaja dia sedot lagi dengan suara “ errttttttttt…errrrrtttttt” dengan pinggiran bibir yang bergetar. Dalam mimpinya ternyata komblet sedang berdua dengan wanita idamannya yang bernama Tari. Di sekolah Komblet sering menatap Tari dari kejauhan dengan penuh senyum dan banyak angan-angan didalam fikirannya. Dalam mimpinya Komblet sedang berada dipinggir pantai sambil memandang matahari terbit di pagi hari. Dia duduk berdua dengan saling berpelukan. Komblet yang sedang jatuh cinta sedang grogi ingin mengungkapkan isi hatinya kepada Tari. Komblet yang sedang berbunga-bunga akhirnya memberanikan dirinya untuk mengungkapkan isi hatinya. “ Rik ku ingin….eeeee….eeee ingin mengatakan bahwa aku cinta sama kamu”. Kemudian tari menjawab dengan penuh senyum malu dan pipi yang merah manisss. “ Aku juga cinta sama kamu Komm jawab Tari” ….”Trik boleh gak aku mencium pipimu yang merah itu sebagai tanda cinta kita”…” Boleh tapi dengan Mata terpejam yaaa”. Dengan tidak sabar KOMBLET pun menjalankan tugasnya untuk mencium pipinya Tari yang merah delima. Bibir bunju seperti mulut ikan mujair yang kelaparan sedang medekat kepipi Si Tari. Akhirnya dengan penuh nafsu dia mencium Si Tari. Tetapi dia merasa aneh ketika mencium bibirnya Tari yang merah delima nan halus terlihat oleh mata ternyata kasar dan keras seperti batu. Tetapi KOMBLET tidak perduli dengan hal tersebut karena, keinginanya untuk mencium Tari bisa terwujud. Karena merasa lama mencium kemudian KOMBLET berusaha menelan ludahnya sendiri. Seketika dia merasakan bahwa Pipinya Tari seperti rasa bumbu masakan yang penuh dengan aneka bumbu yang super pedas seperti yang ada diiklan-iklan tv dengan mulut yang mengeluarkan api. Tapi dia didalam fikirannya pipi Tari ternyata memiliki citarasa tersendiri berbeda dengan pipi lainnya. Namun lama-kelamaan dia merasakan mata yang perih dan terbangun dari mimpinya dan melihat ulekan sambal menempel dibibirnya. Sentak dia kaget dan matanya terbuka lebar. Dengan cepat dia menghindari ulekan sambel milik ibu yang baru saja selesai membuat sambal sebagai bumbu masakan paginya. Kemudian KOmblet bersandar didinding dekat tempat tidurnya sambil mengusap-usap bibirnya dengan tangan. Kemudian dia menatap ibunya dengan raut muka yang menandakan penuh dengan kekesalan. (Bersambung)